√ Biaya Kuret di Rumah Sakit 2024 : Pasien Umum & BPJS

Biaya Kuret di Rumah Sakit – Saat seorang wanita dipastikan mengalami keguguran, biasanya mereka diminta menunggu sampai seluruh jaringan luruh dan keluar secara alami dari rahim. Namun, proses tersebut biasanya dapat memakan waktu cukup lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 minggu.

Oleh sebab itu, agar mempersingkatnya biasanya dokter akan menganjurkan pasiennya menjalani tindakan penanganan dengan obat maupun operasi. Dimana metode operasi dalam menangani keguguran di dalam dunia medis ini biasa disebut dengan kuret atau kuretase.

Perlu diingat, tidak semua wanita yang mengalami keguguran diwajibkan melakukan operasi kuret di rumah sakit ataupun klinik-klinik kehamilan. Pasalnya, kuret hanya akan disarankan oleh dokter jika muncul keluhan infeksi seperti nyeri berkepanjangan, demam ataupun pendarahan hebat setelah keguguran.

Nah, bagi kalian yang berencana hendak melakukan operasi kuret di rumah sakit, alangkah baiknya ketahui terlebih dahulu berapa tarif atau harga jasa pelayanannya. Maka dari itu, kali ini kami akan menjelaskan secara rinci mengenai besaran biaya kuret di rumah sakit seluruh Indonesia, entah itu pasien umum ataupun BPJS.

Apa Itu Kuret?

Apa Itu Kuret

Sebelum pembahasan utama mengenai biaya kuret di rumah sakit berlanjut, ada baiknya pahami terlebih dahulu pengertiannya. Di dalam dunia medis, kuret dikenal dengan nama D&C (Dilation and Curettage) atau dalam bahasa Indonesia disebut dilatasi dan kuretase.

Kuretase ialah sebuah prosedur pembedahan dimana bagian bawah dan sempit rahim (serviks) melebar (dilatasi) sehingga lapisan rahim (endometrium) bisa dikikis menggunakan alat berbentuk sendok (kuret) untuk mengangkat jaringan normal.

Tujuan Kuret di Rumah Sakit

Tujuan Kuret di Rumah Sakit

Sebenarnya proses kuret di rumah sakit tidak terlalu menyakitkan karena prosedur pelaksanaannya biasa dilakukan menggunakan anestesi ataupun pembiusan. Selain itu, tujuan kuret di rumah sakit juga dapat dikategorikan menjadi dua golongan, yaitu kuret untuk pemeriksaan serta kuret sebagai terapi.

Kuret Untuk Pemeriksaan

Kuret sebagai bagian dari proses pemeriksaan atau diagnosis bertujuan mengumpulkan sampel jaringan dari rahim agar bisa diperiksa di laboratorium. Berikut adalah beberapa kondisi yang membutuhkan prosedur kuret di rumah sakit.

  • Mengalami pendarahan hebat setelah menopause.
  • Mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi dengan jumlah berlebihan.
  • Sebagai tindakan lanjutan dokter ketika menemukan sel abnormal dari hasil pemeriksaan.

Kuret Untuk Terapi

Sementara kuret sebagai terapi dijalankan untuk menangani kondisi tertentu dengan mengeluarkan hampir seluruh jaringan di dalam rahim. Adapun beberapa tujuan dari pelaksanaan kuret sebagai terapi diantaranya yaitu seperti di bawah ini.

  • Membersihkan jaringan dari dalam rahim sebagai tindakan pencegahan pendarahan berat.
  • Mengangkat polip pada rahim ataupun serviks (leher rahim).
  • Mengeluarkan gumpalan dari rahim akibat kehamilan mola ataupun hamil anggur.
  • Proses membersihkan plasenta dari dalam rahim.
  • Menjadi proses pengangkatan tumor fibroid jinak pada dinding rahim.

Prosedur Kuret di Rumah Sakit

Prosedur Kuret di Rumah Sakit

Selain membayar biaya kuret di rumah sakit, pasien juga diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian prosedur pelaksanaan operasinya. Seperti dijelaskan sebelumnya, proses kuret di rumah sakit dilakukan melalui duda cara, yaitu dilatasi serta kuretase.

Dilatasi

Tahap pertama, dokter memberikan antibiotik secara intravena dan mulut (oral) guna membantu mencegah infeksi. Selanjutnya dokter memastikan kondisi serviks apakah dalam kondisi terbuka ataupun tertutup.

Dokter biasanya memberikan pasien obat untuk melunakkan leher rahim sehingga memudahkan saat proses pelebaran dilakukan. Selain itu, dokter juga bisa memberikan pasiennya sebuah obat yang berguna sebagai penahan rasa sakit (mati rasa).

Kuretase

Setelah tahapan dilatasi selesai, dokter akan menggunakan alat kuret untuk melakukan kuretase kepada pasien. Dimana dokter akan menggoreskan alat tersebut ke lapisan dinding rahim pasien secara perlahan sampai jaringan abnormal di rahim benar-benar bersih.

Apabila rahim sudah keras serta pendarahan sudah berkurang, alat kuretase selanjutnya akan ditarik keluar. Apabila sudah sampai pada tahap ini, maka proses kuret di rumah sakit telah selesai. Prosedur kuret di rumah sakit biasanya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 15 sampai 30 menit saja.

Biaya Kuret di Rumah Sakit

Rincian Biaya Kuret di Rumah Sakit

Perlu diketahui, besaran biaya kuret di rumah sakit biasanya sedikit berbeda di beberapa daerah, tergantung dengan jenis rumah sakitnya, entah itu rumah sakit umum ataupun swasta. Selain itu, tingkat kerumitan hingga risiko penanganannya juga akan mempengaruhi besaran tarifnya.

Kelengkapan penggunaan peralatan medis dalam prosedur tindakan kuret di rumah sakit juga bisa mempengaruhi besar kecilnya biaya. Daripada penasaran, langsung saja simak baik-baik rincian biaya kuret di rumah sakit seluruh Indonesia berikut ini, entah itu bagi pasien umum ataupun pasien BPJS.

Pasien Umum

Bagi pasien umum, besaran biaya kuret di rumah sakit berada di kisaran Rp 1.000.000 sampai Rp 9.000.000 per tindakan. Biasanya biaya tersebut sudah mencakup biaya konsultasi dokter serta biaya pembelian obat-obatan.

Akan tetapi, terdapat beberapa kasus yang mengharuskan pasien melakukan rawat inap setelah menjalani kuretase di rumah sakit. Oleh sebab itu, sebaiknya lihat terlebih dahulu TARIF RAWAT INAP RS PRIKASIH sebagai gambaran atau acuan apabila memang diharuskan menjalani rawat inap.

Pasien BPJS

Sementara bagi pasien peserta BPJS Kesehatan, maka biaya kuret di rumah sakit sepenuhnya bisa ditanggung oleh pemerintah, asalkan memenuhi semua syarat beserta ketentuannya. Jika diagnosis sesuai dengan hak kelas perawatan, maka tidak pasien tidak akan dikenai biaya sepeserpun alias gratis.

Risiko Kuret di Rumah Sakit

Risiko Kuret

Di atas sudah kami jelaskan secara lengkap terkait rincian biaya kuret di rumah sakit seluruh Indonesia, entah itu bagi pasien umum ataupun BPJS. Memang benar bahwa operasi kuret di rumah sakit merupakan prosedur aman untuk dilakukan oleh pasien.

Meskipun demikian, bukan berarti prosedur tersebut tidak memiliki risiko ataupun efek samping sedikitpun. Nah, berikut adalah sejumlah risiko yang bisa dialami oleh pasien setelah menjalani kuret di rumah sakit.

  • Pendarahan atau penggumpalan darah berat serta berkepanjangan.
  • Mengalami demam.
  • Nyeri abdomen (perut).
  • Mengalami keputihan berbau busuk.
  • Mengalami kerusakan pada leher rahim.
  • Adanya luka parut pada rahim atau sindrom asherman.
  • Pusing ataupun mual akibat bius.
  • Mengalami kram pada panggul seperti saat menstruasi.

Kesimpulan

Dari ulasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa besaran tarif pelayanan kuret di rumah sakit bisa berbeda di beberapa daerah, entah itu di rumah sakit umum daerah ataupun rumah sakit swasta. Selain itu, tingkat kerumitan serta risiko proses kuretase juga akan mempengaruhi total biayanya.

Itulah sekiranya pembahasan versi Biayatarif seputar rincian biaya kuret di rumah sakit seluruh Indonesia baik itu bagi pasien umum ataupun pasien BPJS. Semoga penjelasan di atas bermanfaat serta bisa dijadikan sebagai acuan ketika hendak melaksanakan kuretase di rumah sakit terdekat.